Teknik Hacking yang Paling Sering Digunakan oleh Hackers
Hacking dapat menjadi tindakan yang merugikan jika dilakukan tanpa izin dan dengan niat jahat. Para hacker biasanya menggunakan teknik tertentu yang disesuaikan dengan target dan tujuannya. Apa saja teknik hacking yang paling sering digunakan oleh mereka?
Dengan meningkatnya serangan hacking yang merugikan pengguna komputer dan smartphone belakangan ini, Anak Informatika ingin mengajak Anda untuk lebih memahami teknik-teknik hacking yang sering digunakan oleh para hacker agar Anda tetap waspada.
Apa Itu Hacking?
Hacking atau peretasan adalah sebuah aktivitas menerobos masuk ke dalam aplikasi atau sistem pada perangkat keras seperti komputer dan smartphone. Aktivitas penyusupan ini belum tentu merupakan tindakan jahat karena tergantung dari untuk apa tujuannya. Jika belum mendapatkan izin dan diikuti dengan tujuan yang tidak baik, maka aktivitas peretasan yang dilakukan dapat dikategorikan ilegal.
beberapa teknik hacking yang paling umum dan sering digunakan oleh hackers:
1. Phishing
Salah satu teknik hacking yang paling sering digunakan oleh para hacker adalah phishing. Teknik ini biasanya dimanfaatkan untuk mencuri data pribadi, seperti kata sandi dan detail kartu kredit. Data yang berhasil dicuri kemudian digunakan untuk meretas akun korban dan melakukan penipuan atau pencurian.
Pengguna smartphone sering menjadi target serangan phishing. Para hacker biasanya membuat aplikasi palsu yang menyerupai aplikasi asli dengan harapan korban akan terjebak dan mengikuti instruksi di aplikasi tersebut. Selain itu, hacker juga kerap melakukan phishing melalui pesan SMS (smishing), panggilan telepon (vishing), atau media sosial.
2. DNS spoofing
Teknik hacking lain yang kerap digunakan oleh para hacker adalah DNS spoofing. Serangan ini melibatkan pengambilan data dari server DNS, seperti alamat domain dan IP address korban.
Hacker akan menyiapkan sebuah situs khusus untuk mencuri data korban. Ketika korban mengakses situs yang dituju, hacker akan mengarahkan mereka ke alamat IP yang berbeda, yaitu situs yang telah dipersiapkan sebelumnya.
3. Cookie theft
Cookie theft adalah teknik hacking di mana para hacker mencuri data cookie (sesi) dan menggunakannya untuk berpura-pura menjadi korban di situs web yang digunakan oleh korban. Cookie adalah file kecil yang disimpan oleh situs web di browser Anda, yang mencatat pertukaran data antara Anda dan server web, mulai dari saat Anda mengakses situs hingga Anda meninggalkannya atau menutup browser. Beberapa situs web menggunakan cookie yang dapat merekam semua aktivitas Anda, seperti apa yang Anda klik atau istilah pencarian yang Anda gunakan.
4. Cross-site scripting
Para hacker juga kerap menggunakan teknik hacking bernama cross-site scripting. Teknik ini melibatkan penyusupan kode berbahaya ke dalam situs web yang sah. Akibatnya, cara kerja situs web tersebut berubah, dan pengunjungnya pun dapat terkena dampak negatif.
Sering kali, hacker menggunakan cross-site scripting untuk mencuri cookie di situs web korban sebagai bagian dari serangan cookie theft. Situs web yang sah yang dikunjungi korban dapat berubah menjadi portal phishing yang mencatat dan menangkap semua data yang dimasukkan korban, seperti nama pengguna dan kata sandi.
5. SQL injection
Teknik hacking terakhir yang sering digunakan oleh para hacker adalah SQL injection. Serangan ini melibatkan penyusupan kode buatan hacker ke dalam database yang tersimpan di server situs web. Tujuannya adalah untuk mengubah, menghapus, atau memodifikasi database tersebut.
Dengan menggunakan SQL injection, hacker dapat mengakses seluruh data korban yang ada di dalam database atau bahkan menghapus sejumlah besar data. Serangan ini dapat menyebabkan kerugian besar, terutama bagi perusahaan yang menjadi target.